BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Latar belakang dari pembuatan makalah tentang
program, administrasi dan organisasi serta layanan-layanan bimbingan konseling
keagamaan ini agar kita nantinya bisa melakukan proses bimbingan konseling
dengan baik dan benar berdasarkan ketentuan yang ada. Untuk itu, ikuti
pembahasan tentang program, administrasi dan organisasi serta layanan-layanan
bimbingan konseling keagamaan dengan baik.
B.
Perumusan Masalah
1.
Agar
mengetahui apa itu program bimbingan konseling keagamaan.
2.
Agar
mengetahui apa itu administrasi dan organisasi bimbingan konseling keagamaan.
3.
Agar
mengetahui macam-macam layanan bimbingan konseling keagamaan.
C.
Metode
Penulisan
Research library, dengan mengutip
dari buku-buku dan penyusun simpulkan dalam bentuk makalah.
D.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui apa itu program bimbingan
konseling keagamaan.
2.
Untuk
mengetahui apa itu administrasi dan organisasi bimbingan konseling keagamaan.
3.
Untuk
mengetahui macam-macam layanan bimbingan konseling keagamaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Program
Bimbingan dan Konseling Keagamaan
Program
bimbingan dan konseling merupakan salah satu keharusan sebagai salah satu aspek
pembaruan yang dipandang penting bagi penunjang suksesnya program pengajaran
dan pendidikan tersebut.
Program-program
bimbingan dan konseling agama, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut.
1.
Bidang
Kependidikan
Program-program
bimbingan dan konseling dalam bidang pendidikan, antara lain sebagai berikut:
a.
Menyediakan
kesempatan sebaik-baiknya kepada anak didik untuk menemukan minat, bakat serta
kecakapannya dalam bidang studi, dan mendorong agar mereka suka meminta
bimbingan dan nasihat kepada guru sebagai pembimbing agama (konselor) pada saat
tertentu di mana mereka menemui permasalahan.
b. Menyediakan
informasi-informasi yang penting dan relevan dengan kegiatan studi lanjutan
yang lebih sesuai dengan bakat, minat dan kapasitas masing-masing.Menyediakan
fasilitas belajar anak serta pemberian bantuan dalam hal yang menyangkut
kesulitan belajarnya dengan menunjukkan metode yang baik baginya.
c. Menyediakan
kesempatan bagi anak yang baru memasuki jenjang sekolah yang baru seperti dari
sekolah dasar ke sekolah menengah pertama, atau dari sekolah menengah pertama
ke sekolah menengah atas, dan seterusnya, untuk dapat menghindari dari masa
transisi yang dapat menimbulkan ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan situasi
dan kondisi baru baik fisik maupun personal.
2.
Bidang pekerjaan
Bimbingan dan konseling dalam bidang
pekerjaan menyediakan informasi tentang kesempatan memperoleh pekerjaan yang
diharapkan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing individu
anak, serta informasi tentang lapangan kerja yang diharapkan, dan juga usaha
menolong mereka mendapatkan pekerjaan yang halal, nyaman, dan sebagainya.[1]
3.
Bidang Sikap dan
Nilai-nilai
Bimbingan dan
konseling dalam bidang sikap dan nilai sangat diperlukan. Menyediakan
kesempatan bagi anak untuk dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai sesuai
dengan idealis agama yang mendalam sehingga frame
of religious reference (pola dasar hidup keagamaan) yang dapat diharapkan
menjadi pengontrol segala aktivitas hidupnya dalam masyarakat.
4.
Bidang Kesehatan
Jasmani dan Rohani
Program
bimbingan dan konseling dalam bidang jasmani dan rohani antara lain sebagai
berikut:
a. Menyediakan
kesempatan serta situasi di mana anak yang dibimbing akan terdorong kepada
usaha yang berguna bagi kesehatan jasmani dan rohani.
b. Memberikan
motivasi kepada anak untuk memahami arti usaha preventif dan kuratif bagi
kesehatan rohaniah dan jasmaniah.
5.
Bidang Pembinaan
Kepribadian
Bidang
pembinaan kepribadian antara lain diperlakukan dalam hal:
a. Menyediakan
informasi serta memberikan motivasi kepada anak bimbingan agar meningkatkan
pembinaan serta pengembangan kepribadian yang sehat dan utuh.
b. Mengembangkan
inspirasi dan dorongan-dorongan yang timbul dari minat, perhatian pribadi
individu yang memahami masalah perkembangan kepribadian anak.
c. Menyediakan
waktu secara periodic untuk konseling tentang persoalan-persoalan hidup pribadi
anak di lingkungan sekolah.
6.
Follow
Up Service (Tindak Lanjut Pelayanan Bimbingan)
Follow
up service (kelanjutan pelayanan bimbingan) dalam
hal ini mengandung arti evaluasi hasil pendidikan dari suatu jenjang
pendidikan, karena program di bidang ini menyangkut penelitian terhadap lulusan
sekolah, baik yang melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi maupun lulusan yang
telah bekerja di dalam masyarakat.
7.
Target Bimbingan
dan Konseling Agama
Target maksimal
pada program bimbingan agama yaitu agar ajaran agama dapat berfungsi di dalam
kehidupan sehari-hari anak didik, terutama setelah mereka menjadi anggota
masyarakat sepenuhnya. Penghayatan terhadap ajaran agama secara positif
menimbulkan kesadaran dan pengamalannya di dalam kehidupan sehari-hari
masing-masing pribadi mereka. Di sinilah akan tampak bahwa pengajaran agama
dengan pendidikan atau bimbingan agama merupakan perpaduan yang bulat yang
dimanifestasikan dalam tingkah laku individu manusia.
B.
Organisasi
dan Administrasi Bimbingan dan Konseling Agama
Organisasi
bimbingan dan konseling dalam pengertian umum adalah suatu wadah atau badan
yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling
secara bersama-sama. Me-manage bimbingan
dan konseling dapat berarti kemampuan mendayagunakan semua sumber organisasi
dan administrasi bimbingan yang sifatnya terbatas.
Sumber-sumber organisasi sekolah
yang perlu didayaguna dan berhasilgunakan antara lain kemampuan pengelolanya
(guru pembimbing), kewajiban dan tugas kepala sekolah, guru mata pelajaran dan
wali kelas serta staf administrasi sehubungan dengan bimbingan dan konseling,
dana yang terbatas, bahan atau materi serta alat penunjang yang terbatas pula,
waktu tatap muka secara formal dan komunikasi yang sangat jarang dengan siswa,
dan kesempatan siswa yang hampir tidak ada.[2]
Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah, maka diperlukan pengorganisasia kegiatan
layanan bimbingan yang baik. pengorganisasian dalam pengertian umum berarti
suatu bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, pola kerja atau
mekanisme kerja kegiatan layanan bimbingan dan penyuluhan. Bimbingan dan
penyuluhan tidak dapat terlaksana jika tidak diimbangi dengan organisasi yang
baik. tanpa organisasi, itu tidak berarti tidak adanya suatu koordinasi, perencanaan,
sasaran yang cukup jelas, control, serta kepemimpinan yang berwibawa, tegas dan
bijaksana.
Agar
pengorganisasian kegiatan bimbingan dan penyuluhan dapat mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang baik, di sekolah, maka ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
1.
Semua
personil sekolah meliputi kepala sekolah, koordinator bimbingan, guru
pembimbing, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staff administrasi bimbingan
harus dihimpun dalam satu wadah, sehingga terwujudnya satu kesatuan cara
bertindak dalam usaha membantu memberikan layanan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah.
2.
Mekanisme
kerja, pola kerja atau prosedur kerja bimbingan di sekolah harus tungga,
sehingga para siswa tidak menjadi bingung karena adanya berbagai bentuk layanan
bimbingan atau layanan lainnya yang serupa tetapi dilaksanakan oleh petugas
yang berbeda.
3.
Tugas,
tanggung jawab, dan wewenang dari masing-masing petugas yang terlibat dalam
pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah harus dirinci dengan jelas, sehingga
masing-masing petugas bimbingan akan dapat memahami dan mengerti kewajiban dan
tanggung jawab masing-masing.
Jadi dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pengorganisasian
kegiatan bimbingan di sekolah juga
memiliki peranan kunci dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program
bimbingan dan penyuluhan di sekolah.[3]
C. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Konseling
Berbagai
jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta
didik. Layanan tersebut meliputi :
1. Layanan
Orientasi
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak lain
yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama
orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta
didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru ini.
2. Layanan
Informasi
Yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang
dapat memberika pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua)
memahami dan menerima informasi (seperti informasi pendidika dan informasi
jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
3. Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Yaitu
layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat (misalnya, penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan, atau program study, program pilihan, magang,
kegiatan ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi
pribadinya.
4. Layanan
Penguasaan Konten
Menurut
Prayitno, layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada
individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan
atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.
Tujuan
layanan konten yaitu agar siswa menguasai aspek-aspek konten (kemampuan atau
kompetensi) tertentu secara terintegrasi. Dengan penguasaan konten oleh siswa
akan berguana untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penialian dan
sikap, menguasai cara-cara tertentu, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
mengatasi masalah-masalahnya.
5. Layanan
Bimbingan Belajar
Yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan
diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek
tujuan dan kegiaitan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu,
tekhnologi, dan kesenian.
6. Layanan
Konseling Perorangan
Konseling
perorangan berlangsung dalam suasana komunikasi atau tatap muka secara langsung
antara konselor dengan klien (siswa) yang membahas berbagai masalah yang
dialami klien. Pembahasan masalah dalam konseling perorangan bersifat holistic
dan mendalam serta menyentuh hal-hal penting tentang diri klien (sangant
mungkin menyentuh rahasia pribadi klien), tetapi juga bersifat spesifik menuju
kearah pemecahan masalah.
Melalui
konseling perorangan, klien akan memahami kondisi dirinya sendiri,
lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya, serta
kemungkinan upaya untuk mengatasi masalahnya.
a. Pelaksanaan
Layanan Konseling Perorangan
Layanan
konseling perorangan memiliki beberapa tahapan kegiatan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan laporan.
Pertama,
perencanaan meliputi kegiatan: mengidentifikasi klien, mengatur waktu
pertemuan, mempersiakan tempat dan perangkat teknis penyelenggaraan layanan,
menetapkan fasilitas layanan, menyiapkan kelengkapan administrasi.
Kedua,
pelaksanaan meliputi kegiatan: menerima klien, menyelenggarakan penstrukturan,
membahas masalah klien dengan menggunakan teknik-teknik, mendorong pengentasan
masalah klien, memantapkan komkitmen klien dalam pengentasan masalahnya,
melakukan penilaian segera.
Ketiga,
melakukan evaluasi jangka pendek.
Keempat,
menganalisis hasil evaluasi (menafsirkan hasil konseling
perorangan
yang telah dilaksanakan).
Kelima,
tindak lanjut yang meliputi kegiatan: menetapkan arah jenis tindak lanjut,
mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak terkait, dan
melaksanakan rencana tindak lanjut.
Keenam,
laporan yang meliputi kegiatan: menyusun laporan layanan konseling perorangan,
menyampaikan laporan kepada kepala sekolah dan pihak terkait, dan
mendokumentasikan laporan.[4]
b. Tujuan
Layanan Konseling Perorangan
Tujuannya adalah agar klien memahami
kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permaslaahan yang dialami, kekuatan dan
kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya. Dengan perkataan lain,
konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami klien.
7.
Layanan
Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan
suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui
kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topic-topik umum
yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok.
Fungsi utama
bimbingan dan konseling yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ini
adalah fungsi pemahaman dan pengembangan.
Tujuan Layanan
Bimbingan Kelompok:
Secara umum layanan bimbingan
kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya
kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siswa). Secara lebih khusus, layanan
bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran,
persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih
efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal
para siswa.
8.
Layanan
Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok, yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang
dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah
pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok.
Layanan
konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam
suasana kelompok. Fungsi utama yang didukung oleh layanan konseling kelompok
adalah fungsi pengentasan.[5]
9. Layanan
Konsultasi
Layanan konsultasi adalah layanan konseling yang
dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang konsulti yang memungkinkan
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam
menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga, Prayitno mengemukakan bahwa
konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka
antara konselor dengan konsulti.
Dalam
layanan konsultasi ada tiga pihak yang tidak bisa dipisahkan, yaitu konselor,
konsulti dan pihak ketiga, konselor merupakan tenaga ahli konseling yang
memiliki kewenangan melakukan pelayanan konseling sesuai dengan bidang
tugasnya, konsulti adalah individu yang meminta bantuan kepada konselor agar
dirinya mampu menangani kondisi atau masalah yang dialami pihak ketiga yang
setidak-tidaknya sebagian menjadi tanggung
jawabnya, sedangkan pihak ketiga adalah individu-individu yang kondisi
atau permasalahan dipersoalkan oleh konsulti
Di lingkungan sekolah atau madrasah yang menjadi konsulti adalah kepala sekolah atau
kepala madrasah, guru-guru. Apabila yang menjadi konsulti adalah kepala sekolah
maka pihak ketiganya adalah guru dan siswa, apabia yang menjadi konsulti adalah
guru maka pihak ketiganya adalah siswa.[6]
Tujuan layanan konsultasi:
Secara umum layanan konsultasi bertujuan agar siswa
dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang
dialami oleh pihak ketiga
Secara lebih khusus tujuan layanan konsultasi adalah
agar konsulti memiliki kemampuan diri yang berupa wawasan, pemahaman, dan
cara-cara bertindak terkait langsung dengan suasana atau permasalahan pihak
ketiga.
10. Layanan
Mediasi
Istilah mediasi terkait dengan istilah media yang
berasal dari medium yang berarti perantara. Menurut Prayitno layanan mediasi
merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau
lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan, berdasarkan
makna ini layanan mediasi merupakan layanan atau bantuan terhadap dua pihak
atau lebih yang sedang dalam kondisi bermusuhan.
Tujuan layanan mediasi:
Secara umum layanan mediasi bertujuan agar tercapai
kondisi hubungan yang positif diantara para klien atau pihak-pihak yang
bertikai atau bermusuhan.
Secara lebih khusus, layanan mediasi bertujuan agar
terjadi perubahan atas kondisi awal yang negative menjadi kondisi baru yang
positif dan kondusif.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Program-program
bimbingan dan konseling agama, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Bidang
Kependidikan
2. Bidang
pekerjaan
3. Bidang
Sikap dan Nilai-nilai
4. Bidang
Kesehatan Jasmani dan Rohani
5. Bidang
Pembinaan Kepribadian
6. Follow Up
Service (Tindak Lanjut Pelayanan Bimbingan)
7. Target
Bimbingan dan Konseling Agama
Organisasi bimbingan dan konseling dalam pengertian
umum adalah suatu wadah atau badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai
tujuan bimbingan dan konseling secara bersama-sama. Me-manage bimbingan dan konseling dapat berarti kemampuan mendayagunakan
semua sumber organisasi dan administrasi bimbingan yang sifatnya terbatas.
Layanan-Layanan Bimbingan Konseling
1.
Layanan
orientasi
2.
Layanan
informasi
3.
Layanan
penempatan dan penyaluran
4.
Layanan
bimbingan belajar
5.
Layanan
penguasaan konten
6.
Layanan
konseling perorangan
7.
Layanan
bimbingan kelompok
8.
Layanan
konseling kelompok
9.
Layanan
konsultasi
10. Layanan mediasi
DAFTAR
PUSTAKA
Munir Amin, Samsul. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta, Amzah, 2010.
Ridwan. Bimbingan
Konseling di Sekolah. Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2004.
Ketut Sukardi, Dewa. Pengantar
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta, Rineka
Cipta, 2002.
Tohirin.
Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah, Jakarta, PT raja Grafindo Persada, 2007.
A., Hallen. Bimbingan dan Koseling, Jakarta, Quantum
Teaching, 2005.
[2] Ridwan, Bimbingan
Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), h. 9
[3] Dewa Ketut Sukardi, Proses
Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 32-33.
[4] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT raja
Grafindo Persada, 2007), hal. 169-170.
[5] Hallen A., Bimbingan dan Koseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 82
[6]Tohirin, Bimbingan dan
Konseling Sekolah dan Madrasah,(Jakarta: PT Rajawali Pers, 2007) hlm 188
Tidak ada komentar:
Posting Komentar