Kamis, 12 Juli 2012


BAB I
PENDAHULUAN
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Dengan demikian pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam pembelajaran karena kegiatan ini berguna untuk mengatur system pembelajaran dan mengatur jalannya pembelajaran agar bisa mencapai kepada tujuan yang diinginkan. Dibawah ini akan diuraikan tentang pengelolaan kelas.








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.Pengelolaan berasal dari kata “kelola”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu “management”, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.[1]
Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang juga mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik.Dia menegaskan bahwa kelas yang dimaksud di sini adalah kelas dengan sistem pengajaran klasikal dalam pengajaran secara tradisional.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.Kesimpulannya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.

B.       Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, tingginya kerja sama di antara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Berbagai pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Pendekatan Kekuasaan
Peranan guru dalam pendekatan ini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.
2.        Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ini, pengelolaan kelas adalah sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang.
3.        Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan di mana saja.
4.        Pendekatan Resep
Pendekatan resep ini dilakukan dengan member satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
5.        Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik.peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
6.        Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
7.        Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial
Menurut pendekatan ini, pengelolaan kelas adalah suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan social yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan social yang positif, artinya ada hubungan yang baik yang positif antara guru dengan anak didik, atau antara anak didik dengan anak didik.Di sini guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi itu, dan peranannya adalah menciptakan hubungan pribadi yang sehat.[2]

8.        Pendekatan Proses Kelompok
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, di mana proses kelompok merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dan berbagai pendekatan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.
9.        Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis ini menekankan pada potensialitas, kreativitas, dan inisiatif guru dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.[3] Penggunaan pendekatan itu dalam suatu siatuasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengombinasikan ketiga pendekatan itu. Pendekatan elektis disebut pendekatan pluralistic yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.
C.      Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan.Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas.Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Tujuan lain dari pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

D.      Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan mengusai prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang akan diuraikan berikut ini.
1.        Hangat dan Antusias
Hangat dan antuasias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2.        Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.        Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antar guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.        Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan gangguan anak didik serta dapat menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik.
5.        Penekanan pada Hal-hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negative.Penekanan pada hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif.
6.        Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri.Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.

E.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Factor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua factor yaitu factor intern siswa dan ekstern siswa.Factor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Sedangkan factor ekstern siswa terkait dengan pengelolaan suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dikelas.[4]
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa terjadinya kekacauan di kelas disebabkan oleh factor-faktor yang mempengaruhinya yaitu intern dan ekstern siswa dan untuk mengatasi terjadinya kekacauan dikelas diperlukan adanya usaha dari guru dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas.

F.       Penataan Ruang Kelas
agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan/penataan ruang kelas. Penyusunan dan pengaturan ruang kelas hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar.


1.        Pengaturan tempat duduk
Sudirman mengemukakan beberapa contoh formasi tempat duduk, yaitu posisi berhadapan, posisi setengah lingkaran, dan posisi berbaris ke belakang.
2.        Pengaturan alat-alat pengajaran
Di antara alat-alat pengajaran di kelas yang harus di atur adalah:
a.       Perpustakaan kelas
b.      Alat-alat peraga media pengajaran
c.       Papan tulis, kapur tulis, dan lain-lain
d.      Papan presensi siswa
3.        Penataan keindahan dan kebersihan kelas
a.       Hiasan dinding hendaknya dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran
b.      Penempatan lemari
c.       Pemeliharaan kebersihan
4.        Ventilasi dan tata cahaya

G.      Pengaturan Siswa
1.      Pembentukan organisasi
Pembentukan organisasi kelas merupakan langkah awal untuk melatih dan membina siswa dalam hal berorganisasi.Mereka dilatih untuk belajar bertanggungjawab atas tugas yang dipercayakan.Organisasi siswa dapat membantu guru dala menyediakan sarana pengajaran, misalnya menyediakan batu kapur, alat peraga, buku paket, mengisi absen siswa atau guru, dan lain-lain.[5]
2.      Pengelompokan siswa
Dalam melayani kegiatan belajar siswa aktif, pengelompokan siswa mempunyai arti tersendiri.Pengelompokan siswa bermacam-macam, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks.
H.   Hambatan-Hambatan Dalam Pengelolaan Kelas
Hambatan-hambatan tersebut terdiri dari beberapa factor, yaitu:
1.      Factor Guru
Factor penghambat yang datangnya dari guru ialah:
a.     Tipe kepemimpinan guru, sikap guru yang otoriter itu akan membuat anak bersikap pasif dan inilah yang menjadi masalah dalam pengelolaan kelas.
b.     Format belajar yang monoton, dapat menimbulkan kebosanan, frustasi atau kecewa si anak didik. Hal inilah yang akan menjadi sumber pelanggaran disiplin.
c.     Kepribadian guru, seorang guru dituntut untuk bersikap hangat, adil, objektif dan fleksibel sehingga tercipta suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar.
d.    Pengetahuan guru.
e.     Pemahaman guru tentang peserta didik.
2.      Factor peserta didik
          Anak didik itu mempunyai hak dan kewajiban, maka sebagai anak didik mereka harus sadar kalau mereka itu menganggu temannya yang sedang belajar berarti tidak melaksanakan kewajiban.
3.      Factor keluarga
          Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga seperti tidak disiplin menyebabkan peserta didik melanggar disiplin kelas.
4.      Factor fasilitas
          Factor fasilitas merupakan penghambat pengelolaan kelas. Fasilitas tersebut meliputi:
a.     Jumlah peserta didik dalam kelas
b.     Besar ruangan kelas
c.     Ketersediaan alat.[6]





BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas adalah pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep, pengajaran, perubahan tingkah laku, suasana emosi dan hubungan social, proses kelompok, dan elektis atau pluralistik.
Prinsip-prinsip dalam mengelola kelas adalah hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penanaman disiplin ilmu.Beberapa komponen dalam pengelolaan kelas mencakup dua komponen yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
           

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta, Rineka Cipta, 2006.
N., Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya, 1992.
Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta, Rineka Cipta, 2004.
Surachmad, Winarno.Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Bandung, Tarsito, 1986.

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi.Pengelolaan Pengajaran, Semarang, PT. Rineke Cipta, 1995.





[1] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 175
[2] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 150
[3]“Ibid”, h. 154
[4] Winarno Surachmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Tarsito, 1986), h. 39.
[5]Sudirman N, dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 312
[6]Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi.Pengelolaan Pengajaran, (Semarang: PT. Rineke Cipta, 1995), Ct. ke-2, h. 146.

1 komentar:

  1. Casinos Near Harrah's Hotel and Casino, Atlantic City - Mapy
    Casinos Near 원주 출장안마 Harrah's Hotel 계룡 출장샵 and Casino. A map 경상남도 출장마사지 showing casinos and other gaming facilities located near Harrah's Hotel and Casino, Atlantic 전주 출장마사지 City, 파주 출장마사지 NJ.

    BalasHapus