BAB I
PENDAHULUAN
Suatu
kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik
dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan
prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Dengan
demikian pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam
pembelajaran karena kegiatan ini berguna untuk mengatur system pembelajaran dan
mengatur jalannya pembelajaran agar bisa mencapai kepada tujuan yang
diinginkan. Dibawah ini akan diuraikan tentang pengelolaan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu
tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika
dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata,
yaitu pengelolaan dan kelas.Pengelolaan berasal dari kata “kelola”. Istilah
lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang
aslinya dari bahasa Inggris, yaitu “management”,
yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.Manajemen atau
pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.[1]
Sedangkan kelas menurut Oemar
Hamalik adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama,
yang mendapat pengajaran dari guru.Pendapat ini sejalan dengan pendapat
Suharsimi Arikunto yang juga mengemukakan pengertian kelas dari segi anak
didik.Dia menegaskan bahwa kelas yang dimaksud di sini adalah kelas dengan
sistem pengajaran klasikal dalam pengajaran secara tradisional.
Dari uraian di atas, dapat dipahami
bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna
mencapai tujuan pengajaran.Kesimpulannya adalah pengelolaan kelas merupakan
kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.
B.
Pendekatan
dalam Pengelolaan Kelas
Keharmonisan hubungan guru dengan
anak didik, tingginya kerja sama di antara anak didik tersimpul dalam bentuk
interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari
pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Berbagai
pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Pendekatan Kekuasaan
Peranan guru dalam pendekatan ini adalah
menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.Kedisiplinan adalah
kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada
kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui
kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.
2.
Pendekatan
Ancaman
Dari pendekatan ini, pengelolaan kelas
adalah sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi
dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan
ancaman, misalnya melarang.
3.
Pendekatan
Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu
proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu
kapan saja dan di mana saja.
4.
Pendekatan Resep
Pendekatan resep ini dilakukan dengan
member satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang
terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus
dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang
tertulis dalam resep.
5.
Pendekatan
Pengajaran
Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku
guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik
yang kurang baik.peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan
pelajaran yang baik.
6.
Pendekatan
Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas
diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan
guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah
tingkah laku yang kurang baik.
7.
Pendekatan
Suasana Emosi dan Hubungan Sosial
Menurut pendekatan ini, pengelolaan
kelas adalah suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan
social yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan social yang
positif, artinya ada hubungan yang baik yang positif antara guru dengan anak
didik, atau antara anak didik dengan anak didik.Di sini guru adalah kunci
terhadap pembentukan hubungan pribadi itu, dan peranannya adalah menciptakan
hubungan pribadi yang sehat.[2]
8.
Pendekatan Proses
Kelompok
Pengelolaan kelas diartikan sebagai
suatu proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, di mana
proses kelompok merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan
agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok adalah usaha guru
mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dan berbagai pendekatan
individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.
9.
Pendekatan
Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis ini menekankan pada
potensialitas, kreativitas, dan inisiatif guru dalam memilih berbagai
pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.[3]
Penggunaan pendekatan itu dalam suatu siatuasi mungkin dipergunakan salah satu
dan dalam situasi lain mungkin harus mengombinasikan ketiga pendekatan itu.
Pendekatan elektis disebut pendekatan pluralistic yaitu pengelolaan kelas yang
berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk
dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses
belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.
C.
Tujuan
Pengelolaan Kelas
Tujuan
pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan.Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas
bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional,
dan intelektual dalam kelas.Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa
belajar dan bekerja, terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan,
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi
pada siswa.
Tujuan
lain dari pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja
dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien.
D.
Prinsip-prinsip
Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan
dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan.
Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan mengusai prinsip-prinsip
pengelolaan kelas yang akan diuraikan berikut ini.
1.
Hangat dan
Antusias
Hangat dan antuasias diperlukan dalam
proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu
menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2.
Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara
kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk
belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.
Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya
mengajar guru, pola interaksi antar guru dan anak didik akan mengurangi
munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila
penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam
penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya
pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.
Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk
mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan gangguan anak didik
serta dapat menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.Keluwesan pengajaran
dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik.
5.
Penekanan pada
Hal-hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan
mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari
pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negative.Penekanan pada hal
yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak
didik yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif.
6.
Penanaman
Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas
adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri.Karena itu, guru
sebaiknya selalu mendorong anak didik melaksanakan disiplin diri sendiri dan
guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan
pelaksanaan tanggung jawab.
E.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Factor
yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua factor yaitu factor
intern siswa dan ekstern siswa.Factor intern siswa berhubungan dengan masalah
emosi, pikiran, dan perilaku. Sedangkan factor ekstern siswa terkait dengan
pengelolaan suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa,
jumlah siswa dikelas.[4]
Dari
uraian diatas dapat dipahami bahwa terjadinya kekacauan di kelas disebabkan
oleh factor-faktor yang mempengaruhinya yaitu intern dan ekstern siswa dan
untuk mengatasi terjadinya kekacauan dikelas diperlukan adanya usaha dari guru
dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas.
F.
Penataan
Ruang Kelas
agar
tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan/penataan
ruang kelas. Penyusunan dan pengaturan ruang kelas hendaknya memungkinkan anak
duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu
siswa dalam belajar.
1.
Pengaturan
tempat duduk
Sudirman mengemukakan beberapa contoh formasi
tempat duduk, yaitu posisi berhadapan, posisi setengah lingkaran, dan posisi
berbaris ke belakang.
2.
Pengaturan
alat-alat pengajaran
Di antara alat-alat pengajaran di kelas
yang harus di atur adalah:
a. Perpustakaan
kelas
b. Alat-alat
peraga media pengajaran
c. Papan
tulis, kapur tulis, dan lain-lain
d. Papan
presensi siswa
3.
Penataan
keindahan dan kebersihan kelas
a. Hiasan
dinding hendaknya dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran
b. Penempatan
lemari
c. Pemeliharaan
kebersihan
4.
Ventilasi dan
tata cahaya
G.
Pengaturan
Siswa
1. Pembentukan
organisasi
Pembentukan organisasi kelas merupakan
langkah awal untuk melatih dan membina siswa dalam hal berorganisasi.Mereka
dilatih untuk belajar bertanggungjawab atas tugas yang dipercayakan.Organisasi
siswa dapat membantu guru dala menyediakan sarana pengajaran, misalnya
menyediakan batu kapur, alat peraga, buku paket, mengisi absen siswa atau guru,
dan lain-lain.[5]
2. Pengelompokan
siswa
Dalam melayani kegiatan belajar siswa
aktif, pengelompokan siswa mempunyai arti tersendiri.Pengelompokan siswa
bermacam-macam, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks.
H. Hambatan-Hambatan
Dalam Pengelolaan Kelas
Hambatan-hambatan
tersebut terdiri dari beberapa factor, yaitu:
1.
Factor Guru
Factor penghambat yang
datangnya dari guru ialah:
a.
Tipe
kepemimpinan guru, sikap guru yang otoriter itu akan membuat anak bersikap
pasif dan inilah yang menjadi masalah dalam pengelolaan kelas.
b.
Format belajar
yang monoton, dapat menimbulkan kebosanan, frustasi atau kecewa si anak didik.
Hal inilah yang akan menjadi sumber pelanggaran disiplin.
c.
Kepribadian
guru, seorang guru dituntut untuk bersikap hangat, adil, objektif dan fleksibel
sehingga tercipta suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar
mengajar.
d.
Pengetahuan
guru.
e.
Pemahaman guru
tentang peserta didik.
2.
Factor peserta
didik
Anak didik itu mempunyai hak dan kewajiban, maka sebagai
anak didik mereka harus sadar kalau mereka itu menganggu temannya yang sedang
belajar berarti tidak melaksanakan kewajiban.
3.
Factor keluarga
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga seperti
tidak disiplin menyebabkan peserta didik melanggar disiplin kelas.
4.
Factor fasilitas
Factor fasilitas merupakan penghambat pengelolaan kelas.
Fasilitas tersebut meliputi:
a.
Jumlah peserta
didik dalam kelas
b.
Besar ruangan
kelas
c. Ketersediaan
alat.[6]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan
pengajaran.Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas
bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional,
dan intelektual dalam kelas.
Berbagai pendekatan yang dapat digunakan
dalam pengelolaan kelas adalah pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep,
pengajaran, perubahan tingkah laku, suasana emosi dan hubungan social, proses
kelompok, dan elektis atau pluralistik.
Prinsip-prinsip
dalam mengelola kelas adalah hangat dan antusias, tantangan, bervariasi,
keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penanaman disiplin
ilmu.Beberapa komponen dalam pengelolaan kelas mencakup dua komponen yaitu
keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan
kondisi belajar yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta,
Rineka Cipta, 2006.
N.,
Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan. Bandung,
Remaja Rosdakarya, 1992.
Rohani,
Ahmad, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta,
Rineka Cipta, 2004.
Surachmad, Winarno.Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Bandung, Tarsito, 1986.
Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi.Pengelolaan Pengajaran, Semarang, PT. Rineke Cipta, 1995.
[1] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 175
[2] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), h. 150
[4] Winarno Surachmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung:
Tarsito, 1986), h. 39.
[5]Sudirman N, dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 312
[6]Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi.Pengelolaan Pengajaran, (Semarang: PT.
Rineke Cipta, 1995), Ct. ke-2, h. 146.
Casinos Near Harrah's Hotel and Casino, Atlantic City - Mapy
BalasHapusCasinos Near 원주 출장안마 Harrah's Hotel 계룡 출장샵 and Casino. A map 경상남도 출장마사지 showing casinos and other gaming facilities located near Harrah's Hotel and Casino, Atlantic 전주 출장마사지 City, 파주 출장마사지 NJ.